Sunday, September 7, 2014

Syar


Hanya karena sebuah sapa
Yang digumamkan pada bimbangku
Dari balik kilat hitam bertahta debu
Aku selalu kembali

Tak mungkin kulupakan sudut gelapmu
Sekalipun di langit cahaya bersinar terang
Meski kini ada tiang kokoh penopang tegakku
Menjaga agar langit yang telah kutata indah tak runtuh oleh tajam waktu
Namun getir yang kau patri senja itu masih menyisakan goresannya
Jingganya mengalir tiap sepi bertandang
Mengusik bulan sabit yang padam sebelum berpendar

Mengapa engkau tak jengah memaksaku datang?

Rasanya...
Semua mimpiku bukan milikku
Semua harapku bukan untukku, bukan pula tujuanku

Kini aku adalah sebentang padang gersang
Tanpa damba hidup yang menggelantungi rantingnya
Kerontang bertiup kencang, mencoba menghunusmu
Untuk lagi dan lagi menyaksikan dahagaku menjelma segumpal rindu

Yang kukobarkan dalam kelambu

Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search